Friday, July 23, 2010

Puisi Bersama

Tegaklah berdirilah
jiwa senyap yang berfikir
ini masa dan ketikanya
ini pentas kita
ini permulaan yang kita warisi
kisah untuk anak cucu

mereka datang bagai angin menderu
bertalu-talu, pantas dan terus-terusan
rawak di segenap sudut
meruap tanpa tersekat

mereka datang mencari madu
mereka takluk hutan dan bandar
bergerombolan berbondongan
penuh haloba kuasa

tetapkan hati bulat nekad
ketirisan perlu kita kandungkan
yang seleweng kita kembalikan
melintang kita patah
lihat apa diajar yang sana
untuk kita yang disini

tanam dan simpan dalam benak
apa sangat juang kita
malu kita dengan yang sana
terpenjara dalam kebebasan
dihalau tanam tanah sendiri
dikhianat saudara sendiri
dibiar bersendiri

dianiaya dirosak difitnah dipijak
diperkosa ditindas diratah ditijak
sosok tubuh yang merana
bukan yakinnya, bukan semangatnya
bukan ruhnya, bukan rohnya

diruntun tembok itu
pacaknya berdiri kukuh
tidak terlawan dek batu
tidak tertangkis dek sepanduk

cukup-cukuplah bersedih, merintih meratap
terlalu lama kita bersabar
akur, malah tunduk
seolah redha

atau masih ada ruang bergelar pejuang?
masih diberi kesempatan untuk terkorban
masih mentah manusia untuk belajar
singkat masa terasa lama

bangkit bangun dan mara
dari segenap pelusuk
kita yang tak pernah kenal
bersatu
demi dan atas satu nama

damailah tenanglah
wajah senyum yang menang
kalaupun tidak sampai hayat melihat
senyum kamu dalam tidur

2 comments: